Senin, 10 Desember 2018

20 Best Films Of 2017


Seperti biasa daftar film terbaik versi blog ini gres sempat dipublikasikan pada final Januari. Total sekitar 250 film baik dalam maupun luar negeri sempat saya tonton sepanjang tahun 2017.  Saya membuat kriteria sendiri mengenai film yang berhak disertakan di daftar ini. Kriteria tersebut antara lain:

1.  Tayang di bioskop komersil, non-komersil, atau ekspo di Indonesia pada tahun 2017, atau
2. Dirilis  secara luas (wide release) atau terbatas (limited release) di Amerika pada 2017, khusus bagi film yang tidak tayang di Indonesia.

Poin-poin di atas bertujuan memberi batasan terperinci mengingat banyak film cantik tidak tayang di sini dan harus diunduh lewat “lapak langganan. Sayangnya, lantaran kesibukan, banyak judul terlewatkan. Nominasi Oscar menyerupai Loveless, Roman J. Israel, Esq., hingga Icarus belum sempat disantap. Begitu pula film-film critically acclaimed macam First They Killed My Father, Stronger, A Taxi Driver, dan sebagainya. Beberapa judul yang dipastikan bakal tayang di Indonesia tahun ini menyerupai Lady Bird dan The Post juga tidak diikutkan. Saya pun masih berharap The Shape of Water ditayangkan, alasannya yaitu menontonnya di layar kecil terbukti menurunkan kekuatannya secara drastis.

Sebenarnya istilah “terbaik” tidak sepenuhnya bisa diaplikasikan. Daftar ini lebih mewakili apa yang mengisi hati dan mengganggu pikiran saya, menyerupai apa ideologi saya, dan lain-lain, yang nantinya akan menjawab pertanyaan “Seperti apa sih seorang Rasyid Harry di tahun 2017?”. Berikut yaitu 20 FILM TERBAIK 2017 versi Movfreak.

20. BEAUTY AND THE BEAST
Karena di masa penuh aura negatif menyerupai sekarang, sebuah “tale as old as time” yang mengedepankan romantisme dibalut kemegahan visual menyerupai ini patut dirayakan. Festivity yang menyentuh hati. (Review)

19. 20TH CENTURY WOMEN
Karena di luar kualitas memukau sepanjang durasi, film ini pertanda betapa signifikan kiprah ending guna mengatrol kualitas serta keterikatan penonton dengan film. Beberapa poin kisah sedikit terlupakan, tapi momen penutupnya menetap di memori. (Review)

18. CALL ME BY YOUR NAME
Karena dikala banyak insan kolot mengalienasi LGBT, Luca Guadagnino bisa menekankan betapa percintaan gay tiada mempunyai perbedaan dengan para hetero. Cinta pertama selalu indah dan patah hati itu menyakitkan.

17. A LETTER TO THE PRESIDENT
Karena di tengah maraknya sinema feminisme, perwakilan Afghanistan untuk Oscar 2018 ini berani menyelipkan adegan luar biasa tatkala tamparan  patriarki dibalas oleh tamparan perempuan berdikari yang tak kenal takut. Saya pun bertepuk tangan. (Review)

16. BABY DRIVER
Karena mengawinkan visual dengan musik dalam presisi sebegitu tepat terperinci bukan kasus mudah. Butuh visi kuat, kreativitas tinggi, kepekaan rasa, dan kenekatan. Edgar Wright mempunyai semua itu. (Review)

15. MOTHER!
Karena sebuah abnormalitas dan kegilaan memang mengasyikkan untuk disimak. Ibarat proses merangkai puzzle, Aronofsky telah memberi keping-kepingnya secara lengkap, menyerahkan seutuhnya pada penonton. (Review)

14. MARJORIE PRIME
Karena dialog hati ke hati selaku katarsis yang berhasil diolah menjadi studi huruf mendalam. Begitu dalam, hingga diam-diam yang mereka pendam bertahap terungkap, memunculkan kejutan. (Review)

13. THEIR FINEST
Karena kecintaan saya terhadap film jadinya memudahkan untuk menyayangi tontonan yang juga dibentuk selaku mulut cinta kepada film serta proses kreatif di baliknya. Momen penutupnya tepat menggambarkan bagaimana rasanya kala sinema menyihir saya. (Review)

12. WONDER
Karena film ini mengajarkan hal terpenting yang semestinya dijunjung oleh tiap manusia, yakni “kebaikan hati” tanpa perlu tetek bengek kompleks lain. Seluruh departemen menjalankan kiprah masing-masing dengan hati. (Review)

11. THE DISASTER ARTIST
Karena penyutradaraan terbaik James Franco ini tak hanya efektif mengocok perut dengan memanfaatkan abnormalitas tokoh utamanya, pula mengatakan sisi lain mengenai salah satu film terburuk yang pernah dibuat. (Review)

10. I, TONYA
Karena Craig Gillespie bisa mengangkat kisah hidup gila seorang perempuan eksentrik dengan penuh energi yang tepat mewakili sosok dan perjalanannya. Seluruh adegan kompetisi seluncur esnya layak diberi tepuk tangan.

9. ARRIVAL
Karena aura misterius yang sedemikian pekat konsisten mencengkeram, meski filmnya didominasi kesunyian pun bertempo lambat. Bagai dihipnotis, kemudian diguncang oleh twist mencengangkan nan mengharukan di penghujung kisah. (Review)

8. MOLLY’S GAME
Karena sosok paling tepat untuk menyutradarai naskah Aaron Sorkin yaitu Aaron Sorkin sendiri. Skenario kaya informasi dikemas bagai gempuran senjata mesin dengan ketelitian tingkat tinggi sehingga tak pernah tampil buru-buru, pula tanpa kehilangan hati.

7. THE BATTLESHIP ISLAND
Karena air mata saya berulang kali mengalir tidak peduli yang tengah mengisi layar yaitu momen hangat ayah-anak maupun pertempuran epic. Korea Selatan masih pendekar dalam menggabungkan hiburan bombastis dengan drama kaya emosi. (Review)

6. A GHOST STORY
Karena merangkum dongeng berbasis gagasan alih-alih alur linier merupakan kiprah rumit. David Lowery mempresentasikan soal kehidupan, kematian, juga pergolakan isi hati termasuk wacana kasih sayang. (Review)

5. STAR WARS: THE LAST JEDI
Karena Rian Johnson yaitu sutradara visioner yang berani mengambil resiko, terciptalah kesempurnaan blockbuster yang mencerminkan esensi awal film sebagai media penghubung imajinasi pembuatnya dengan penonton. (Review)

4. COCO
Karena Pixar dalam performa terbaiknya takbisa dihentikan. Konsep cukup umur yang rumit bisa diterjemahkan dalam tontonan semua umur yang bakal selalu dikenang atas keberhasilannya mengalirkan air mata lewat petikan gitar seorang bocah di hadapan sang nenek. (Review)

3. THREE BILLBOARDS OUTSIDE EBBING, MISSOURI
Karena bagaimana Martin McDonagh menyatukan bermacam-macam genre juga pokok bahasan ke dalam sajian di bawah 2 jam tanpa perlu saling mendistraksi, bahkan saling melengkapi bagai kemustahilan yang sukses diwujudkan.

2. SILENCE
Karena di tengah fanatisme bagi (simbol) agama orang-orang negeri ini, Scorsese hadir menyuarakan betapa kepercayaan dan korelasi insan dengan Tuhan terjadi di dalam batin, tak perlu ditonjolkan, dipamerkan, apalagi dipaksakan. (Review)

1. LA LA LAND
Karena tidak pernah seumur hidup saya dibentuk terpana dan meneteskan air mata sepanjang film entah lantaran sedih, kagum, atau bahagia, sepanjang film. Karena epilognya menyambar tiba-tiba mengobrak-abrik emosi. Karena Damien Chazelle laksana tuhan musikal yang bisa menkgreasi momen-momen rumit sebegitu indahnya. Karena hingga lebih dari setahun berselang perasaan itu masih sama tatkala mengunjungi filmnya lagi. Karena bagi pemimpi sensitif menyerupai saya, La La Land bukan hanya film nomor satu sepanjang tahun, melainkan salah satu yang terbaik sepanjang masa. It's a movie heaven! (Review)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The History of How to Get Bit Coin Refuted

The History of How to Get Bit Coin Refuted - For Limit, you are just setting a purchasing order or bidding the sum of Bitcoin you wish to b...